BAB 1 - Allah Berkehendak Menyelamatkan Semua Orang
Arti Keselamatan
Kata "keselamatan" berasal dari bahasa Yunani, "sozo" yang artinya menyelamatkan, membebaskan , mengawetkan, melestarikan, dan menyembuhkan. Kaitannya dengan manusia berarti "menyembuhkan dari kematian dan mempertahankan hidup."
Keselamatan dalam Kitab Suci
Salah satu kerinduan manusia yang paling dalam adalah memperoleh keselamatan dalam hidupnya. Bagi orang beriman, kerinduan untuk keselamatan berdasarkan iman akan Allah sebagai sumber keselamatan yang pertama dan utama. Menurut Paulus, "Sebab kasih karunia, kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (Ef 2 :8-9)
Tanda kasih Allah adalah keselamatan dalam Kristus itu lebar, panjang, dalam, dan tingginya melebihi apa pun juga di dunia ini. (Ef 3:18) Empat arti penting keselamatan, yaitu :
a. Diselamatkan dari dosa dan perbudakan (Roma 10:1) dan (Kis 7 :25)
b. Diselamatkan dari kehancuran dan penghinaan (Ibrani 10:1)
c. Diselamatkan dari tubuh yang menderita atau sakit (Kis 3:6, 4:10)
d. Diselamatkan dari segala kutuk dan maut, serta diselamatkan sampai dengan akhirnya (Roma 13:11)
Banyak orang mencari kesempatan bukan dari Allah, melainkan dari hal-hal lain di dunia, yang bersifat duniawi misalnya. Padahal sesungguhnya Allah lah yang menjadi sumber keselamatan sejati. Kerinduan Allah untuk menyelamtakn semua orang telah ditunjukkan sejak dahulu kala, melalui berbagai cara dan kesempatan, baik Kitab Suci, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, memperlihatkan bukti nyata bahwa Allah menyelamatkan semua umat manusia.
Beberapa contoh dalam kitab Suci yang menunjukkan bahwa Allah menyelamatkan manusia adalah :
a. Allah menyelamatkan manusia dengan menciptakan segala sesuatu (Kej 1:2)
b. Allah menyelamatkan manusia dalam perjalanan hidupnya
c. Allah menyelamatkan manusia dengan menghadirkan sesama
Tanda keselamatan Allah
Tanda keselamatan Allah yang paling nyata dan agung adalah kehadiran Yesus Kristus. Santo Paulus juga mengatakan, "Barang siapa mengenal Yesus, ia mengenal Allah sendiri." (Kol 1:19)
Kesediaan kita untuk menolong orang lain tanpa pandang bulu, mengasihi tanpa kecuali, dapat menjadi tanda syukur kita akan keselamatan yang dianugerahkan Allah kepada kita.
Ada berbagai sarana manusia untuk menghayati Allah sebagai sumber keselamatan, salah satunya adalah dengan Sakramen Ekaristi. Selain itu, Allah ebagai sumber keselamatan sejati juga dapat kita jumpai dan rasakan melalui doa dan membaca kitab suci.
Tanda cinta kasih Allah bagi keselamatan manusia
a. Alam semesta yang luas dan indah
b. Orang-orang di sekitar kita yang memiliki niat baik dan mau bekerja sama dalam membangun dunia atau menjadi sarana keselamatan bagi orang lain
Allah adalah sumber keselamatan bagi manusia dalam peristiwa hidupnya sehari-hari
a. Allah sumber keselamatan, maka setiap orang harus menampilkan kehadiran Allah yang tidak kelihatan, seperti Yesus yang telah menghadirkan wajah Allah yang tidak kelihatan
b. Kita pun juga harus menjadi perwujudan kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia dalam peritiwa hidup sehari-hari, seperti :mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi lapangan pekerjaan pada sesama, menolong sesama yang sakit tanpa memandang agama, suku, agama, dan ras
Tahap wahyu Allah yang penuh
a. Tahap wahyu Allah yang penuh dan defentif ada dalam Sabda-Nya yang telah menjadi daging, yaitu Yesus Kristus, pengantara, dan kepenuhan Wahyu
b. Sebagai Putra Tunggal Allah yang menjadi manusia, Dia adalah sabda yang sempurna dan definitif dari Bapa. Dengan pengutusan Putra dan penganugerahan Roh Kudus, wahyu yang telah lengkap secara penuh, namun maknanya yang lengkap dipahami oleh iman Gereja secara bertahap selama berabad-abad
BAB II - Beragama dan Beriman sebagai Tanggapan atas Kehendak Allah
Unsur hakiki dari agama adalah Wahyu dan Iman
Wahyu adalah pernyataan diri Allah terhadap manusia (Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia). Unsur dari wahyu adalah mengenalkan/memperkenalkan, menunjukkan, menghadirkan Diri dan kehendak-Nya (datang, mendekat/melawat, mendekati, menyapa, dan menolong).
Iman adalah tanggapan manusia terhadap pewahyuan diri Allah. Penyerahan diri secara total kepada Allah dan kehendak-Nya (Kej 22:15, Ayub 1:20-22, Luk 1:30-38)
Agama adalah yang memiliki unsur dasar wahyu dan iman, tidak hanya dihayati secara personal tetapi juga secara kolektif.
Hidup manusia dalam beragama selalu bersifat dinamis, maksudnya manusia dapat bergerak semakin mengerti, memahami, menghayati, dan mengaplikasikan ajaran imannya dalam kehidupan sehari-hari dan berkembang untuk menuju dalam perbaikan diri (Pertobatan).
Menurut Thomas Aaguinas (teolog abad 13), agama berarti "Keterarahan manusia kepada Allah secara benar."
Pandangan umum tentang Agama
Agama adalah sesuatu yang melekat dalam diri seseorang, berupa ungkapan dan perwujudan keyakinan pribadi yang menuntun seseorang pada keselamatan kini dan nanti di akhirat. Sejak zaman dahulu pula manusia berusaha mengungkapkan kepercayaannya kepada Allah yang menyelamatkan itu dengan ritual-ritual atau upacara-upacara keagaman/kepercayaan. Agama yang ada dan diakui oleh negara Indonesia : Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan kepercayaan (agama asli)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama didefinisikan sebagai ajaran/sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada TYME serta tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia serta lingkungannya. Ddalam Glossary Katekismus Gereja Katholik, dikatakan bahwa agama adalah satu perangkat kepercayaan dan tindakan yang diikuti oleh mereka yang berkomitmen untuk melayani dan menyembah Allah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa agama merupakan satu perangkat kepercayaan (iman) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesama serta lingkungannya, melalui doa, ritual, atau liturgi dan ajaran moral.
Ada berbagai alasan/motivasi yang muncul saat manusia menganut suatu agama :
a. mencari perlindungan (rasa aman) bagi hidupnya
b. menemukan jawaban atas persoalan hidup
c. menemukan arti/makna hidup
d. sebagai pedoman dalam menentukan tindakan yang baik
e. memuaskan kerinduan akan masa depan yang lebih baik
Agama menjadi sarana bagi manusia untuk mengenal dan membangun relasi yang akrab dengan TYME dan juga sesama manusia beserta lingkungannya.
Beberapa penghayatan/praktek beragama yang tidak benar :
a. menjalani hidup beragama hanya sebatas hal-hal lahiriah
b. beragama KTP (beragama dirasa cukup jika mencantumkan identitas agama yang dianutnya dalam KTP)
c. beragama hanya menjalankan perintah dari pemimpin agama saja
d. menyalahgunakan agama untuk kepentingan diri sendiri atau kelompoknya
e. menjadi agama untuk keperntingan politis, dll
Tujuan manusia beragama
a. Menemukan rasa aman ketika menghadapi kesulitan di dalam hidup
b. Untuk memperoleh arti hidup
c. Untuk pedoamn dalam menentukan tindakan yang baik
Penghayatan nilai-nilai hidup beragama yang tidak benar akan menimbulkan sikap munafik, fanatisme sempit, dan munculnya berbagai bentuk tindakan manusia yang tidak baik, misalnya pelanggaran-pelanggaran hukum, pelanggaran HAM, pelanggaran kemanusiaan, korupsi, dll.
Beragama yang benar harus didasarkan pada dorongan dari dalam untuk mencari kebenaran dan harus dengan motivasi untuk membangun hubungan yang semakin mendalam dengan Tuhan dan sesamanya.
Beragama yang benar, tidak cukup hanya menjalankan ajaran agama sebatas mengikuti aturan-aturan dalam agamanya untuk menghindari hukuman (dosa) dan memperoleh pahala.
Pandangan Gereja tentang beragama (berdasarkan Nostra Aetate art.1)
a. tidak bersikap formalistis dalam beragama, artinya kita jangan hanya sebatas memenuhi tuntutan/kewajiban semata, apalagi hanya sekedar ingin dilihat dan dinilai baik orang lain
b. benar-benar mendalami ajaran agama kita, sehingga kita tidak jatuh pada pemahaman yang dangkal dan setengah-setengah
c. mengamalkan ajaran agama secara baik dan benar, tidak sebatas hanya mengetahuinya saja
d. bersikap kritis dalam menyikap pandangan agama sendiri maupun agama orang lain, dengan mengutamakan kehendak Allah sebagai ukuran kebenaran
Agama harus dihayati, dipahami, dan dilaksanakan. Hanya melalui hidup beragama yang benar, orang bisa mengalami dan merasakan bahwa Allah senantiasa hadir dan menyapa dirinya, menghibur, membimbing, dan menguatkan kita, baik dalam suka maupun duka, baik dalam kepastian maupun dalam keraguan. Allah tetap setia menyertai manusia.
Mengapa pelajaran agama penting? Agama membawa kita pada persahabatan dengan Allah sekarang dan selamanya, dan tiada lain yang lebih penting daripada hal ini.
BAB III - Beriman Kristiani
Iman
Iman yang dimaksud di sini, menurut Konsili Vatikan II, Katekismus, dan pengajaran Paus Yohanes Paulus II adalah iman yang terdiri dari 2 unsur.
Yang pertama adalah unsur pribadi, yaitu percaya kepada Allah, akan segala kasih dan kebijaksanaan-Nya, sehingga kita mau menyerahkan diri kita tanpa syarat kepada-Nya dan lebih percaya akan kebijaksaan Allah daripada kebijaksaan diri sendiri untuk menentukan kebahagiaan kita, dan kita lebih percaya akan kuasa rahmat-Nya daripada kekuatan sendiri untuk mencapainya.
Yang kedua adalah unsur objektif, yaitu kita percaya akan isi wahyu yang diberikan Tuhan, dan memegangnya sebagai sesuatu yang ilahi.
Saat kita percaya dan menerima, mengakui Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka saat itu juga pemeteraian terjadi, siapa yang memeteraikan? Tuhan Yesus sendiri dan sekaligus yang diartikan sebagai Baptisan Roh terjadi atas kita.
Keselamatan adalah karena kasih karunia Allah kepada manusia. Mengapa Allah memberikan anugerah keselamatan kepada kita manusia, karena Allah tahu, tanpa kemurahan-Nya, manusia tidak akan bisa selamat karena dosa tetapi Allah sangat mengasihi manusia (Yoh 3:16) Allah mau kita hidup bersama-Nya.
Makna Beriman
a. Berani melakukan apa yang diketahui dan dipercayainya
b. Menyerahkan diri secara total kepada Allah
c. Muncul berdasarkan keyakinan bahwa Allah pasti memberikan dan melakukan yang terbaik bagi manusia
d. Memungkinkan manusia tidak tawar-menawar apalagi memaksakan kehendaknya, tidak ragu-ragu
Manfaat beriman bagi manusia antara lain : tidak was-was atau khawatir akan hidup yang sedang dijalani, dekat dengan Allah sehingga merasa bahagia, damai, aman, tenang, dan optimis dalam menata hidup, namun akan menimbulkan efek sebaliknya bagi orang yang menjalani hidup tanpa iman. Tokoh beriman yang ada dalam Alkitab, yaitu Abraham, Daud, Bunda Maria, dan Yesus Kristus.
Aspek dalam beriman, yaitu
a. Iman adalah rahmat
b. Iman adalah anugerah
c. Iman itu personal
d. Iman itu proses
e. Iman berkembang dalam kebersamaan denga orang lain
BAB IV - Mewujudkan Iman Kristiani dalam Hidup Sehari-hari
Orang beriman Kristinia sejati adalah orang yang hidup dan tindakannya senantiasa diwarnai dan dimotivasi oleh iman kristianinya, dan bukan sekedar oleh alasan keagamaan yang cenderung lahiriah. Seorang yang beriman Kristiani adalah seorang yang religious, yaitu orang yang selalu menyandarkan hidupnya pada Kristus dan menyadari bahwa seluruh peristiwa hidupnya merupakan karya Kristus yang menyelamatkan.
Istilah iman dan percaya dalam dalam komponen-komponen Alkitab :
a. percaya dan menerima bahwa sesuatu itu benar
b. mengandalkan/mempercayakan diri
c. setia dan taat
Pengertian Iman
Iman adalah penyerahan diri secara total (menyeluruh) kepada kehendak Allah/hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus. Sifta-sifat iman adalah :
a. mengatur manusia kepada keselamatan
b. iman yang hidup
c. iman yang dihayati dan diamalkan
d. iman yang brbuah banyak
e. segala tindakan kita akhirnya merupakan bukti pengungkapan dan perwujudan iman
Aspek-aspek hidup beriman Kristiani :
a. Pengalaman religius sebagai orang Kristiani adalah pengalaman di mana manusia sungguh menghayati karya dan kebaikan Allah yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus
b. Penyerahan iman adalah jawaban atas wahyu Allah yang telah berkarya
c. Pengetahuan iman seorang umat Kristiani juga dituntut terus menerus untuk semakin mampu mempertanggungjawabkan imannya
Allah hadir ke dunia untuk memperkenalkan diri kepada umat kesayangannya, yaitu manusia dengan berbagai macam situasi dan cara. Oleh manusia, pewahyuan diri Allah ditanggap secara beragam, sehingga menimbulkan kekhasan dan kebergaman dalam agama dengan segala ajarannya karena kemampuan akal budi setiap manusia berbeda, baik secara individu maupun kelompok.
Umat Kristiani mengakui bahwa sejarah pewahyuan Allah dalam Perjanjian Lama dimulai dengan panggilan Abraham (Kej 12), kemudian Allah memperkenalkan dirinya kepada Musa, para raja, dan para nabi.
Puncak pewahyuan Allah terjadi di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus. Dalam Ibr 2, diakatakan "Pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Dia yang adalah Anak-Nya."
Dalam diri Tuhan Yesus Kristus itulah, Allah yang tak kelihatan menjadi nyata. Janji Allah untuk menyelamatkan manusia terlaksana secara penuh dan nyata dalam diri Tuhan Yesus Kritus. Ia adalah "Imanuel, yang berarti Allah beserta kita." (Mat 1:23)
Kekhasan iman Kristiani
Kekhasannya terletak pada pribadi Tuhan Yesus Kristus dan tidak hanya diimani sebagai nabi utusan Allah, tetapi ia diimani sebagai 'perantara antara Allah dan manusia' (1 Tim 2:4)
Iman Kristiani dirumuskan secara singkat dalam 2 syahadat, yakni syahadat panjang dan pendek. Kedua syahadat intinya sama, tetapi rumusannya yang berbeda.
Ciri penghayatan hidup beriman yang diperlihara umat Kristiani yang dihimpun dalam Gereja Katholik, antara lain :
a. Sakramen Baptis, artinya ia dilahirkan kembali dalam Tuhan dan dilantik menjadi anak Allah
b. Menerima dan merayakan sakramen-sakramen lain sebagai sarana Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya, dalam pimpinan-pimpinan gembala-gembala Gereja yang dalam hal ini adalah hierarki. Sebagai orang beriman Kristiani ia mengakui imannya akan Kristus
c. Bersatu dalam kasih, doa, pelayanan, dan kesaksian (Lumen Gentium art.14)
Mewujudkan Iman Kristiani dalam Hidup Ssehari-hari
a. Ketaatan beriman
b. Mencari tahu dan memperdalam iman
c. Hidup dari iman
d. Mempertahankan dan menyebarkan iman
Kebiasaan Gereja
a. Berhimpun gereja pada hari Minggu untuk merakan Ekaristi
b. Aktif terlibat dalam lingkungan, wilayah, dan Paroki
c. Terlibat secara aktif dalam kehidupan masyarakat
d. Rajin membaca Kitab Suci
e. Rajin dan setia berdoa secara pribadi
BAB V - Hak dan Kewajiban sebagai Anggota Gereja
Hak Warga Negara (menurut UUD 1945) :
a. Hak untuk hidup
b. Hak memilih (hak aktif) dan (hak pasif)
c. Kebebasan memeluk agama, kemerdekaan untuk beribadat menurut agama kepercayaan
d. Hak untuk mendapat perlindungan dan perlakuan yang sama dalam Hukum dasar pemerintahan
e. Mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
f. Hak untuk mendapatkan rasa aman
g. Ikut serta dalam usaha pembelaan negara
h. Hak untuk mendapatkan pendidikan dan hak untuk mengeluarkan pendapat
Kewajiban sebagai anggota masyarakat :
a. Memelihara keamanan
b. Menjaga ketertiban umum
c. Mengupayakan kesejahteraan
d. Memelihara kebersamaan dan kerukunan demi keharmonisan hidup bersama
e. Membayar pajak
f. Menjunjung hukum dan pemerintahan
g. Setia membela negara
h. Menghormati dan memajukan kebudayaan nasional
i. Memberikan suara dalam pemilihan umum
Ajaran Kitab Suci
Dalam Injil Matius 17:24-27, Tuhan Yesus mengajarkan agar setiap warga negara membayar pajak kepada Kaisar sebagai wujud tanggung jawabnya sebagai warga negara. Tuhan Yesus juga menunjukkan bahwa melaksanakan kewajiban sebagai warga negara merupakan perwujudan iman akan Allah (Matius 22:15-22). Hak dan kewajiban harus dilaksanakan secara seimbang sehingga akan tampak kesejahteraan bersama sebab apabila hak yang diutamakan, maka seseorang hanya menuntut hal-hal yang harus mereka terima dari masyarakat, namun bila kewajiban yang diutamakan serta berlebihan, maka orang akan hidup secara sosial yang berlebihan dan melupakan dirinya sendiri
Ajaran Tradisi Gereja
Menurut Ensiklik Gaudium et Spes art.22 disebutkan bahwa "pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat saling tergantung." Selain itu, dalam Gaudium et Spes art.1 disebutkan pula bahwa "kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka, dan kecemasan para murid Kristus juga." Oleh karena itu, setiap warga Gereja dipanggil untuk melayani dan berperan serta secara aktif di masyarakat. Pelayanan tidak hanya dalam karya amal karitatif saja, melainkan keterlibatan secara aktif dalam menanggapi persoalan-persoalan masyarakat.
Para Pemimpin Masyarakat
a. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mempunyai pemikiran yang cerdas, bertindak bijaksana, tidak memihak, dan mengutamakan kepentingan umum
b. Pemimpin menurut Ki Hajar Dewantara. Pemimpin yang selalu tut wuri handayani. Ia penuh inisiatif untuk menggerakkan dan mendukung anak buahnya
c. Pemimpin yang baik akan menghasilkan karya-karya yang mengagumkan karena didukung dengan kerja keras, kedisiplinan, dan sadar akan perannya
d. Pemimpin yang baik menurut Tuhan Yesus adalah orang yang rela berkorban demi kepentingan banyak orang sebagaimana disampaikan oleh Yesus dalam Yoh 10:1-18 yang maknanya adalah gembala yang baik akan mengenal domba-dombanya
e. Pemimpin palsu atau pemimpin gadungan adalah pemimpin yang lari ketika masyarakat dalam kesulitan dan membutuhkannya. Dia akan mau apabila keadaan menguntungkan dirinya sendiri dan kurang peduli/tidak peduli pada kebutuhan anak buahnya atau rakyatnya
f. Pemimpin yang baik akan mengenal dan dikenal oleh rakyatnya/anak buahnya, sehingga ia akan mengetahui anak buahnya, maka pemimpin yang seperti ini akan memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan anak buahnya/rakyatnya dan selalu berusaha untuk berkenan kepada Allah dalam tindakan-tindakannya. Dia selalu berusaha melakukan yang menjadi kehendak Allah dan bukan keinginannya sendiri
g. Pemimpin menurut Tuhan Yesus adalah pemimpin yang menjadi abdi/pelayan banyak orang, melaksanakan hal-hal yang dibutuhkan dan diharapkan banyak orang
Kebebasan yang Bertanggung Jawab
Kebebasan Kristiani bukanlah kebebasan tanpa aturan atau kebebasan yang bertentangan dengan sikap bertanggung jawab, bertindak semau-maunya, apalagi yang merugikan orang lain atas nama kebebasan. Sebab, setiap orang Kristen harus memiliki sikap yang sportif dan positif terhadap sesama warga masyarakat, memiliki kasih kepada sesamanya, dan hormat kepada pemimpin yang menjamin ketertiban dalam masyarakat.
Maksud kebebasan yang bertanggung jawab adalah kebebasan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain sesuai dengan niat dan bakat masing-masing, dan bukannya kebebasan yang mengakibatkan orang lain menderita atau terganggu sehingga perlu dihayati berdasarkan peran suara hati yang benar dan membina hati nurani terus menerus agar tindakan-tindakan kita senantiasa sesuai dengan kehendak Allah, bermanfaat bagi sesama dan sekaligus mengembangkan diri kita.
Cara untuk membina suara hati : refleksi diri, mawas diri, banyak membaca buku-buku rohani, berdoa, merenungkan isi Kitab Suci, dll.
BAB VI - Bangsa Israel Memasuki Tanah Terjanji
Karena semua manusia adalah citra Allah, maka semua manusia adalah SAUDARA. Sikap yang harus dikembangkan adalah saling menghormati, menerima, menciptakan kedamaian, dan berbelas kasih kepada sesama. Setiap orang hendaknya mampu menampakkan sikap sebagai citra Allah, artinya berusaha menjadi baik seperti Allah sendiri.
Setiap manusia pada masa remaja pasti mengalami krisis identitas, yakni krisis di mana para remaja berupaya menemukan jawaban "Siapa aku?" sehingga membawa akibat perkembangan diri yang negatif artinya para remaja akan merasa terasing dari dirinya sendiri, sesama, dan lingkungannya. Salah satu aspek yang menjadi identitas seseorang adalah iman.
Jawaban dari pertanyaan "Siapa aku" dapat ditemukan dalam Kitab Suci yaitu bahwa para remaja (dan semua manusia) adalah citra Allah yang baik adanya. "Citra" dapat diartikan sebagai gambaran (image) dan sangat erat kaitannya dengan tindakan, sifat atau karakter yang positif. Selain itu, kata tersebut juga mempunyai makna keserupaan, kesegambaran atau keimiripan antara seseorang dengan yang dicitrakan.
Manusia dikatakan sebagai "citra Allah" karena :
a. Manusia memiliki martabat sebagai manusia
b. Manusia mengenal dirinya sendiri
c. Menjadi tuan atas dirinya sendiri
d. Mengabdikan diri dalam kebebasan
e. Hidup dalam kebersamaan dengan orang lain
f. Dapat berelasi dengan Allah, Penciptanya
Yang membedakan manusia dengan dengan ciptaan Tuhan lainnya, yaitu :
a. akal budi
b. kebebasan
c. hati nurani
Beberapa contoh perendahan martabat manusia, antara lain :
a. Banyak orang melihat orang lain hanya berdasarkan siapa dan orang tersebut
b. Memandang orang lain lebih rendah daripada kita
c. Memperlakukan orang lain semena-mena menurut kemauan kita
d. Adanya perbudakan, penindasan kaum buruh, mempekerjakan anak di bawah usia, intimidasi, penculikan, penahanan, dll.
Beberapa penyebab adanya tindakan yang merendahkan martabat manusia, antara lain :
a. Tidak adanya penghargaan terhadap hidup
b. Adanya anggapan bahwa kedudukan orang lain lebih rendah daripada dirinya
c. Memperlakukan orang lain sebagai objek atau barang
d. Keegoisan manusia dan sebagainya
Yesus menjunjung tinggi martabat manusia :
a. Yesus lahir di kandang yang sederhana
b. Yesus membela seorang wanita yang kedapatan berbuat zinah
c. Yesus menerima Zakheus apa adanya dan menghargai dia
Menghormati dan meluhurkan martabat manusia
a. Menghargai hidup pribadi
b. Bekerja sama dan berjuang bersama orang lain
1 komentar:
Grosvenor Hotel Casino & Spa: Luxury Hotel in Israel - Air
Grosvenor Hotel Casino & Spa is situated how to get air jordan 18 retro toro mens sneakers on jordan 18 white royal blue online free shipping the air jordan 18 retro red to us top level of Israel's renowned show air jordan 18 retro toro mens sneakers Gold Coast top air jordan 18 retro varsity red and features over 2,000 guest rooms. Located in the centre of
Posting Komentar