Selasa, 09 Februari 2016

Bahasa Indonesia

BAB I - Ragam Kehidupan Masyarakat
1. Memahami Struktur Teks Eksemplum
Ragam peristiwa, baik yang menyenangkan, menyedihkan, lucu, menegangkan, mencemaskan, dsb disajikan secara tertulis dalam bentuk teks, yaitu teks eksemplum dan bisa ditemukan dalam media cetak, seperti buku kumpulan cerita, koran atau majalah. Eksemplum adalah jenis genre cerita yang berkaitan dengan insiden yang di dalamnya terdapat beberapa hal yang menjadi insiden. Insiden yang terjadi dijadikan bahan untuk menarik suatu kesimpulan tentang nilai-nilai atau pelajaran berharga oleh pembaca. Strukturnya, yaitu abstrak, orientasi, insiden, interpretasi, dan koda/amanat.

2. Ciri Kebahasaan dalam Teks Eksemplum
A. Kalimat kompleks
Adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi peristiwa atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dan lebih dari satu struktur, juga disebut sebagai kalimat yang mengalami perluasan/kalimat luas dan biasanya dihubungkan oleh konjungsi atau kata hubung. Macam-macam kalimat kompleks :
a. Kalimat kompleks parataktik adalah kaliamt kompleks yang terdiri atas dua struktur atau lebih yang dinyatakan dengan hubungan konjungtif sejajar dengan makna, antara lain dan, tetapi, atau
b. Kalimat kompleks hipoaktif adalah kalimat kompleks yang dapat dinyatakan dengan hubungan konjugtif saja dan tidak sejajar dengan makna, antara lain apabila, jika, karena, ketika

B. Kata rujukan
Yakni kata yang merujuk kata lain dan memperlihatkan keterikatannya. Macam-macam kata ganti :
a. Kata ganti orang :
~ Pertama tunggal = aku, saya, daku, ku, -ku, beta 
                   jamak = kami, kita 
~ Kedua tunggal = kamu, anda, engkau, kau, dikau
               jamak =  kalian, kamu sekalian
~ Ketiga tunggal = dia, ia, beliau, -nya
              jamak = mereka, -nya
b. Kata ganti penunjuk :
~ Umum : ini, itu
~ Tempat : sini, situ, di sini, ke sana, dari situ, ke sini, dari sana, yakni, yaitu
~ Penanya : benda atau orang = apa, siapa, mana, yang mana
                     waktu = kapan, bilamana, apabila
                     tempat = di mana, ke mana, dari mana
                     keadaan = mengapa, bagaimana
                     jumlah = berapa
c. Kata ganti yang tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu
Contoh : sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa, apa, apa-apa, anu, masing-masing, sendiri

C. Kata hubung atau Konjungsi
Adalah kata yang fungsinya sebagai penghubung kata, frasa, atau kalimat. Macam-macam konjungsi sebagai berikut.
a. Konjugsi koordinatif berfungsi sebagai penghubung unsur kalimat yang memiliki kedudukan sama, contohnnya dan, namun, tetapi, atau, padahal, sedangkan, dan serta
b. Konjungsi korelatif yang dalam penggunaannya berupa kata berpasangan dan fungsinya sama dengan konjungsi koordinatif, contohnya jangankan, -pun, baik...maupun, bukan hanya...melainkan, tidak hanya...tetapi juga
c. Konjungsi subordinatif merupakan kebalikan konjungsi koordinatif, yaitu sebagai penghubung antarunsur kalimat yang kedudukannya tidak sama, contohnya kalau, jika, bila, tanpa, bahwa, meskipun, biarpun, sebab, karena, sampai, sehingga, seolah-oleha, seandainya, selama, saat, ketika, dengan, dan tanpa

3. Membedakan Teks Eksemplum dan Teks Cerpen
Kedua teks bersifat naratif, yaitu menceritakan sesuatu kejadian atau peristiwa yang dialami seseorang. Namun strukturnya saja yang berbeda. Teks Cerpen strukturnya : orientasi->komplikasi->resolusi

4. Menyusun Teks Eksemplum   
Langkah-langkahnya :
a. Tentukan tema dan topik
b. Tentukan bagian-bagian yang menyusun teks
Fitur bahasa yang digunakan :
a. Menggunakan bahasa naratif
b. Menunjukkan urutan peristiwa yang jelas
c. Menghadirkan diri penulis (kita/kami, aku) yang ada dalam interpretasi dan koda
d. Menggunakan proses material dan tindakan untuk mengeksplorasi insiden
e. Menggunakan proses relasional untuk mengeksplorasi penilaian
f. Menggunakan referensi teks dan hubungan leksikal untuk menunjuk pada nilai-nilai yang disarankan oleh peristiwa

5. Meringkas Teks Eksemplum
Langkah-langkahnya :
a. Membaca teks yang akan diringkas dengan teliti dan cermat
b. Menandai pokok-pokok yang menjadi inti teks
c. Merangkai kembali dengan kalimat sendiri teks tersebut secara ringkas berdasarkan pokok-pokok inti yang telah dicatat
d. Menyunting ringkasan, baik dari segi isi maupun bahasa

BAB II - Keindahan Seni
1. Memahami Struktur Teks Tanggapan Kritis
Tanggapan adalah ulasan atau komentar atas berita, pidato, laporan, karya sastra, dan sebagainya. Tanggapan terhadap berita dapat diberikan pada seluruh aspek berita, seperti isi, unsur berita, bahasa, gaya penulisan berita, dan sebagainya. Teks tanggapan kritis merupakan jenis teks yang digunakan untuk meringkas, menganalisis, dan menaggapi teks sastra, teks karya seni atau pertunjukan. Teks ini dapat berupa respons pribadi atau reviu. Di dalam teks ini, terdapat penilaian berupa kritik dan pujian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Kritik hendaknya bersifat membangun, yaitu kritik yang dapat membantu untuk berkarya lebih baik atau menjadi lebih baik lagi setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan hasil karyanya. Pujian merupakan pernyataan atau perkataan yang tulus akan kebaikan, kelebihan atau keunggulan suatu hasil karya. Struktur teks tanggapan kritis, yaitu :
a. Resume, merupakan sinopsis dari isi teks yang hendak ditanggapi
b. Deskripsi kelebihan/kekurangan, merupakan penggambaran atau pelukisan dari kelebihan dan kekurangan teks yang ditanggapi
c. Judgement (penilaian), merupakan penilaian menyeluruh terhadap kualitas teks yang ditanggapi

2. Mengidentifikasi Ciri Kebahasaan dalam Teks Tanggapan Kritis
A. Kalimat simpleks  / Kalimat tunggal
Adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Kalimat simpleks beradasarkan predikatnya, yaitu :
a. Kalimat simpleks berpredikat verbal, dibagi menjadi 3 mcam, yaitu :
~ Kalimat taktransitif yang tidak berobjek dan tidak berpelengkap. Hanya memiliki subjek dan predikat
~ Kalimat ekatransitif yang berobjek namun tidak berpelengkap. Hanya memiliki subjek, predikat, dan objek
~ Kalimat dwitransitif yang memiliki objek dan pelengkap. Strukturnya berupa subjek, predikat, objek, dan pelengkap yang saling berkaitan
b. Kalimat simpleks berpredikat adjektival
Adjektif, contohnya sakit, yang dikatannya benar.
c. Kalimat simpleks berpredikat nominal'
Nominal, contohnya Bandung, guru saya.
d. Kalimat simpleks berpredikat numeral
Numeral, contohnya banyak, dua.
e. Kalimat simpleks berpredikat frasa preposisional
Frasa preposisional, contohnya ke rumah kemarin, di dalam ruangan.
B. Kalimat kompleks
Adalah kalimat yang mengalami perluasan dan terdiri dari kalimat parataktik dan hipotaktik
C. Konjungsi (Kata Hubung)
Atau kata sambung sering disebut juga sebagai konjungsi, yaitu kata yang berfungsi sebagai pengubung antara satu kata dengan kata lainnya dalam satu kalimat. Jika kata hubung berfungsi sebagai penghubung kata dalam satu kalimat, kata hubung ini disebut konjungsi intrakalimat, seperti dan, tetapi, lalu, kemudian. Jika kata hubung berfungsi sebagai penghubung kalimat satu dengan yang lainnya, maka kata hubung itu disebut sebagai konjungsi antarkalimat, misalnya akan tetapi, meskipun demikian, dan oleh karena itu. Berdasarkan perilakunya dalam kalimat, kata hubung intrakalimat dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Kata hubung koordinatif yang digunakan untuk menghubungkan 2 unsur atau lebih yang sama pentingnya, misalnya dan , serta, dan tetapi
b. Kata hubung korelatif yang digunakan untuk menghubungkan 2 kata atau frasa yang memiiki status yang sama, biasanya dipisahkan oleh salah satu kata atau frasa, misalnya baik...maupun... dan tidak hanya...tetapi juga...
c. Kata hubung subordinatif yang digunakan untuk menghubungkan 2 kata atau frasa yang tidak memiliki status yang sama, misalnya setelah, agar, sehingga, dan karena
D. Rujukan kata
Yaitu kata yang merujuk pada kata lain dan memperlihatkan keterikatannya. Contohnya, ia, dia, dll.
E. Pilihan kata 
Gorys Keraf dalam bukunya berjudul Diksi dan Gaya Bahasa, menyebutkan mengenai pengertian diksi atau pilihan kata.
a. Pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi
b. Kedua, pilihan kata atau diksi, adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar
c. Ketiga, pilihan kata atau diksi yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh kemampuan menguasai sejumlah besar kosakata 2 persoalan pokok, yakni pertama, ketepatan memilih kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan, hal atau barang yang akan diamanatkan, dan kedua, kesesuaian atau kecocokan mempergunakan kata-kata tadi

3. Membedakan Teks Tanggapan Kritis dengan Teks Tanggapan Deskriptif
a. Teks tanggapan kritis berisi tanggapan terhadap sastra, karya seni atau pertunjukan, sedangkan teks tanggapan deskriptif berisi tanggapan terkait penggambaran suatu objek, tempat atau peristiwa tertentu
b. Struktur teks tanggapan kritis meliputi resume, deskripsi kelebihan/kekurangan, dan judgemnet (penilaian), sementara teks tanggapan deskriptif strukturnya identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi bagian

4. Menentukan Teks Tanggapan Kritis
A. Menentukan tema
B. Menentukan aspek-aspek yang akan dijelaskan melalui pengamatan
C. Membuat kerangka karangan
D. Mengembangkan kerangka menjadi teks utuh
Adapun penyusunan teks tanggapan kritis tentang karya sastra dapat dilakukan dengan langkah berikut.
a. Bacalah terlebih dahulu karya sastra yang akan dikritik atau ditanggapi secara menyeluruh
b. Buatlah sinopsis atau ringkasan cerita dari karya sastra yang Anda baca dengan kalimat yang jelas
c. Pahami dan analisislah struktur karya sastra tersebut
d. Kemukakan pendapat/gagasan pribadi Anda terhadap isi dan bentuk karya sastra tersebut dengan alasan yang logis
e. Rumuskanlah evaluasi akhir terhadap karya sastra yang Anda kritik dengan beberapa paparan atau harapan
f. Cek kembali teks yang Anda buat sesuai struktur teks tanggapan kritis yang benar

5. Menelaah dan Merevisi Teks Tanggapan Kritis Berdasarkan Kaidah Kebahasaan
Kegunaan huruf kapital :
a. Huruf pertama pada awal kalimat
b. Huruf pertama petikan langsung
c. Huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan
d. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang
e. Huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instasi atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu
f. Huruf pertama unsur-unsur nama orang
g. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
h. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya
i. Huruf pertama nama-nama unsur geografi
j. Huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi
k. Huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal
l. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan mana diri
m. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan
n. Huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan
A. Tanda baca
a. Tanda titik (.)
~ Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
~ Untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu
~ Untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah
~ Tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah
b. Tanda koma (,)
~ Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
~ Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali
~ Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya
~ Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu
c. Tanda titik dua (:)
~ Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian
~ Tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan
B. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyunting atau merevisi teks tanggapan kritis
a. Ketepatan ejaan
b. Pilihan kata
c. Keefektifan kalimat
d. Keterpaduan paragraf
e. Kebulatan wacana

5. Menangkap Makna Teks Tanggapan Kritis
Pada dasarnya, saat seseorang membaca kritis (critical reading) dia melakukan kegiatan membaca dengan bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan ingin mencari kesalahan penulis. Membaca kritis adalah kemampuan memahami makna tersirat sebuah bacaan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Mengingat dan mengenali ide pokok paragraf, kemudian menyatakan kembali ide pokok tersebut
b. Menafsirkan ide pokok paragraf da ide-ide penunjang
c. Menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi
d. Menilai kebenaran ide pokok paragraf/teks secara keseluruhan
e. Menyerap inti bacaan dengan membuat rangkuman teks sebagai tanggapan terhadap teks yang dibaca

6. Meringkas Teks Tanggapan Kritis
a. Membaca teks tanggapan kritis dengan saksama
b. Mengidentifikasi inti sari teks tanggapan kritis yang sudah dibaca
c. Menyusun teks tanggapan kritis dalam bentuk ringkasan

Tidak ada komentar: